Pengrajin Tradisional Aksesoris Kapal dan Mobil di Panimbang Jaya Mengaku Terpukul Kondisi
BANTENMORE, PANDEGLANG – Semenjak Indonesia diterjang wabah virus Covid-19, pengrajin tradisional aksesoris kapal dan mobil terbuat dari bahan kayu yang berdomisili di Desa Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten mengaku sepi peminat.
Hal itu diutarakan Wasim (60) salahsatu pengrajin tradisional kapal dan mobil kayu di Desa Panimbang Jaya.
“Saat ini di masa pandemi, pembeli sangat berkurang. Saya pun kena dampaknya jarang sekali pembeli,” kata Wasim kepada Bantenmore. Sabtu (13/2/2021).
Wasim mengaku saat ini dirinya kekurangan modal untuk mengembangkan bakatnya dan biaya produksi dalam membuat kapal dan mobil kayu tersebut.
“Saya juga butuh tempat yang nyaman untuk bekerja menyalurkan keahlian membuat kapal dan mobil dari kayu ini, karena tempat yang saya tinggali ini tanahnya punya orang. Saya hanya menumpang disini dan suatu saat akan dipindahkan,” beber Wasim.
Wasim juga berharap pemerintah bisa memberikan bantuan modal kepadanya sebagai pengrajin tradisional, karena saat ini sudah sangat jarang ada pengrajin tangan yang mempunyai keahlian seperti dirinya.
“Kalau ada perusahaan yang mau bekerja sama memberikan permodalan juga enggak apa-apa agar bisa mengembangkan keahlian saya. Karena saat ini kebutuhan sehari-hari untuk keluarga juga harus terpenuhi,” imbuhnya.
Menurutnya saat ini ia hanya bisa memproduksi satu unit kerajinan tangan hanya satu unit perminggu, itupun tergantung penjualan.
“Iya kalau ada penjualan uangnya dipakai lagi buat beli bahan dan makan sehari-hari, jadi baru mampu produksi sedikit aja saat ini. Buat makan aja saat ini kadang harus di irit-irit,” kata dia.
Terpisah, Ketua Karang Taruna Kecamatan Panimbang Oka Hasan Bactiar (40) saat ditemui Bantenmore mengatakan, selaku Ketua Karang Taruna ia sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Wasim. Karena menurutnya pengrajin tangan tradisional seperti Wasim sudah sangat jarang ditemui.
“Itu kan mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, mainan zaman saya saat masih kecil. Saat ini sudah sangat susah mencari pengrajin ataupun penjualnya,” kata Oka.
Lanjutnya, jika masih ada pengrajin harusnya patut kita lestarikan dan diturunkan ke para pemuda agar kerajinan itu tidak habis termakan zaman.
“Saya sangat berharap kreativitas positif seperti ini dapat terus berkembang dan digalakkan di beberapa wilayah lain sebagai pendorong perekonomian kerakyatan dimasa pandemi Covid-19, agar masyarakat khususnya pemuda memiliki kegiatan positif,” pintanya.
“Tentunya dorongan dari pemerintah memiliki peran penting agar kreativitas tersebut dapat berlanjut dan berkembang,” tambah Oka. (Anton Bantenmore)